HUBUNGAN PELAYAN
(PROVIDER) DAN PELANGGAN (CUSTOMER)
PENYEDIA LAYANAN (SERVICE
PROVIDER)
Penyedia Layanan (Service Provider) adalah pihak yang
dapat memberikan suatu layanan tertentu kepada konsumen, baik peyediaan barang
(goods) atau jasa (services).
Yang termasuk penyedia layanan :
- Penyedia layanan komersil/bisnis, yaitu
penyedia layanan yang kegiatannya bermotifkan mencari laba (profit motive), baik berupa usaha
perseorangan, badan usaha swasta, badan usaha milik negara, badan usaha
milik daerah, badan usaha milik asing.
- Penyedia layanan nirlaba atau non komersil,
yaitu penyedia layanan yang kegiatannya tidak mencari laba (non prifit motive). Yang termasuk
penyedia layanan ini diantaranya perseorangan, badan-badan swasta dan
badan-badan pemerintah (pusat/daerah) yang bergerak di bidang pelayanan
umum, antara lain di bidang pendidikan, kesehatan, keagamaan, perlindungan
anak yatim. Perlindungan orang jompo, perlindungan konsumen/pelanggan, dan
lembaga swadaya masyarakat lainnya yang bertujuan sosial.
PENERIMA LAYANAN (SERVICE
RECEIVER)
Penerima Layanan (Service Receiver) adalah mereka yang
disebut konsumen (consumer) atau
pelanggan (customer) Penerima Layanan
(Service Receiver) yang menerima
layanan dari penyedia layanan.
PENGERTIAN
PELANGGAN
Dalam
pengertian sehari-hari pelanggan adalah orang-orang yang kegiatannya membeli
dan menggunakan suatu produk, baik barang maupun jasa, secara terus menerus.
Pelanggan atau pemakai suatu produk adalah orang-orang yang berhubungan secara
langsung maupun tidak langsung dengan perusahaan-perusahaan bisnis. Adapun
pihak-pihak yang berhubungan dan bernegosiasi dengan perusahaan-perusahaan
bisnis sebelum tahap menghasilkan produk dinamakan pemasok.
Dilihat dari
segi perbaikan kualitas, definisi pelanggan
adalah setiap orang yang menuntut pemberian jasa (perusahaan) untuk memenuhi
suatu standar kualitas pelayanan tertentu, sehingga dapat memberi pengaruh pada
performansi (performance) pemberi jasa (perusahaan) tersebut.
Dengan kata
lain, pelanggan adalah orang-orang atau
pembeli yang tidak tergantung pada suatu produk, tetapi produk yang tergantung
pada orang tersebut. Oleh karena pelanggan ini pembeli atau pengguna suatu
produk maka harus diberi kepuasan.
Secara garis
besarnya terdapat tiga jenis pelanggan, yaitu pelanggan internal, pelanggan
perantara, dan pelanggan eksternal. Ketiga jenis pelanggan tersebut dapat
diuraikan sebagai berikut:
a.
Pelanggan internal
Pelanggan internal (internal costumer), adalah
orang-orang atau pengguna produk yang berada di dalam perusahaan dan memiliki
pengaruh terhadap maju mundurnya perusahaan.
Pelanggan internal adalah orang-orang yang terlibat dalm proses
penyediaan jasa atau proses produksi barang, sejak dari perencanaan, penciptaan
jasa atau pembuatan barang, sampai dengan pemasaran dan penjualan dan
pengadministrasiaannya. Mereka antara lain jajaran direksi, manajer, kepala
bagian, dan para pegawai organisasi komersial (perusahaan), pengurus dan
pegawai organisasi non komersial (nirlaba), pegawai pada instansi pemerintah.
Contohnya, kepala bagian personalia dalam perusahaan, pelanggannya
adalah semua pegawai yang ada dalam perusahaan.
Berdasarkan keanggotaannya, pelanggan internal
ada dua macam, yaitu pelanggan internal organisasi dan pelanggan internal
pemerintah.
1.
Pelanggan internal organisasi Adalah setiap orang yang terkena dampak produk dan
merupakan anggoata dari organisasi yang menghasilkan produk tersebut.
2.
Pelanggan internal pemerintah Adalah setiap orang yang terkena dampak produk dan
bukan anggota organisasi penghasil produk, tetapi masih dalam lingkungan atau
instansi pemerintah.
b.
Pelanggan perantara
Pelanggan perantara (intermediate costumer)
adalah setiap orang yang berperan sebagai perantara produk, bukan sebagai
pemakai. Komponen distributor, seperti agen-agen Koran yang memasarkan Koran,
atau toko-toko buku merupakan contoh pelanggan perantara.
c.
Pelanggan eksternal (EKSTERNAL CUSTOMER)
Pelanggan eksternal adalah semua orang yang berada di luar
organisasi/perusahaan, yang menerima layanan penyerahan barang atau jasa dari
organisasi/perusahaan. Pelanggan
eksternal inilah yang berperan sebagai pelanggan nyata atau pelanggan akhir.
JENIS LAYANAN
Antara lain berupa layanan yang
berkaitan dengan :
-
Pemberian
jasa-jasa saja
-
Layanan yang
berkaitan dengan penyediaan dan distribusi barang-barang saja
-
Layanan ganda
yang berkaitan dengan kedua-duanya.
KEPUASAN PELANGGAN
Sifat kepuasan sangat bersifat
subyektif, sehingga sulit sekali untuk mengukurnya. Tetapi pada umumnya,
tingkat kepuasan yang diperoleh para
pelanggan itu sangat berkaitan erat dengan hal-hal sebagai berikut :
ü Kualitas barang atau jasa
ü Layanan pra jual
ü Saat transaksi
ü Purna jual
TANGGUNG JAWAB PELANGGAN
1.
Memebeitahukan pengembang tentang bisnisnya dan mendefiniskan jargon-jargon
bisnis yang digunakan.
2.
Meluangkan waktu yang diperlukan untuk proses elisitasi kebutuhan,
mengklarifikasikannya, dan secara iterative menyempurnakannya.
3.
Menyediakan masukan yang diperlukan untuk spesifikasi kebutuhan spesifik dan
presisi,
4.
Membuat keputusan tepat waktu berkaitan dengan kebutuhan ketika diminta.
5.
Menghargai penilaian pengembang tentang biaya dan kelayakan dari suatu
kebutuhan
6.
Bersama-sama dengan pengembang menetapkan prioritas dari sekumpulan kebutuhan
yang telah dispesifikasikan.
7. Mengulas kembali setiap dokumen
kebutuhan dan mengevaluasi semua prototype.
8.
Mengomunikasiskan setiap perubahan kebutuhan sesegera mungkin.
9.
Mematuhi proses perubahan kebutuhan yang ditetapkan organisasi pengembangan
perangkat lunak.
10.
Menghargai proses-proses yang digunakan pengembang dalam merekayasa kebutuhan.
HAK PELANGGAN
1.
Mengharapkan analisis menggunakan bahasa pelanggan
2.
Mengharapkan analisis belajar tentang bisnis dan tujuan pelanggan akan sistem
yang hendak dibangun.
3.
Mengaharapkan analis menspesifikasikan kebutuhan yang telah didapatkan dari
proses elisitasi yang telah dilakukan.
4.
Meminta analis menjelaskan semua produk yang dihasilkan dari proses rekayasa
kebutuhan.
5.
Mengharapkan pengembang memperlakukan pelanggan dengan raa hormat dan menjaga
sokap professional dan mau bekerja sama sepanjang interaksinya.
6. Meminta pengembang menyediakan
ide-ide dan alternative kebutuhan maupun implementasi dari solusi.
7. Menjelaskan karakteristik dari
produk sehingga memudahkan dan menyenangkan untuk digunakan.
8.
Diberi kesempatan untuk melakukan penyesuaian terhadap kebutuhan untuk
memungkinkan penggunaan kembali komponen perangkat lunak yang sudah ada.
9.
Menerima perkiraan, dampak, dan trade-off atas dasar kepercayaan ketika
pelanggan mempertimbangkan suatu perubahan kebutuhan.
10. Menerima sistem yang memenuhi kebutuhan
fungsional dan non-fungsional sepanjang yang telah dikomunikasikan kepada
pengembang.
JENIS HARAPAN
KEBUTUHAN PELANGGAN
· Apakah
kualitas pelayanan itu?
-
Kualitas merupakan usaha untuk memenuhi harapan pelanggan
-
Kualitas merupakan kondisi mutu yang setiap saat mengalami perubahan
-
Kualitas itu mencakup proses produk, barang, jasa, manusia dan
lingkungan.
· Pengertian
Kepuasan Pelanggan
-
Kepuasan pelanggan adalah respon pelanggan terhadap ketidak sesuaian
yang dirasakan antara harapan dan kebutuhan dengan produk yang dirasakan
setelah mereka menggunakannya. (Tse dan Wilton:204)
-
Kepuasan pelanggan adalah tingkat perasaan seseorang setelah
membandingkan produk dan kinerja yang ia rasakan dengan kebutuhan dan
harapannya.
(Kotler 1994:40)
· Mengapa
pelanggan harus dipuaskan?
-
Pelanggan tetap berbisnis lagi dengan perusahaan
-
Mereka menjadi pelanggan yang loyal kepada perusahaan
-
Perusahaan tetap mempunyai pasar yang baik
-
Pelanggan menjadi mitra utama dalam mengembangkan bisnisnya
-
Perusahaan dapat memenangkan persaingan pasar
-
Perusahaan dapat bersaing dalam dunia bisnis di era globalisasi saat
ini.
· Bagaimana
mewujudkan dan mempertahankan kepuasan pelanggan?
-
Mengidentifikasi harapan dan kebutuhan para pelanggannya
-
Memenuhi harapan dan kebutuhan para kolega dan pelanggan terhadap
kualitas produk barang dan jasa
-
Mempelajari dan menguasai prinsip-prinsip pelayanan prima
-
Memahami teknik pengukuran umpan balik tentang kepuasan pelanggan
· Tiga
tingkatan harapan pelanggan terhadap kualitas pelayanan
1. Asumsi
Harapan
pelanggan pada tingkat pertama berwujud asumsi. “saya berharap toko buku
menyediakan buku-buku pelajaran smk”
2. Spesifikasi
Yaitu berupa
kepuasan yang dicerminkan oleh pemenuhan standar pelayanan. “saya berharap
dilayani dengan baik dan penuh perhatian oleh pemilik toko buku ini”
3. Kesenangan
Harapan
pelanggan berupa kesenangan “Saya berharap toko buku itu memberikan bonus”
TIPE-TIPE
KONSUMEN MENURUT ERNEST KRETSCHMER
Pengaruh
kepribadian terhadap tipe konsumen berdasarkan hasil penelitian Ernest
Kretschmer, perilaku konsumen juga sangat dipengaruhi oleh bentuk tubuhnya, ia
mengelompokan perilaku konsumen ke dalam tiga tipe kepribadian yaitu :
a.
Konsumen tipe piknis
Bentuk tubuh
konsumen tipe piknis yaitu bentuk badan bulat, agak pendek dan muka atau
wajahnya bulat lebar. Pelanggan/konsumen ini pada umumnya bersifat ramah, suka
bicara, tenang dan suka humor.
Dalam
menghadapi konsumen/pelanggan tipe seperti ini, seorang penjual hendaknya
memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1.
Perhatikan suasana hatinya dan melayaninya untuk bercakap-cakap jika
pelanggan tersebut menghendakinya.
2.
Percakapan dilakukan dengan penuh perhatian, menarik, ramah dan sedikit
humor.
3.
Menghindari perdebatan atau tidak bersifat konfrontasi
b.
Konsumen tipe leptosome
Bentuk tubuh
tipe leptosom diantaranya agak kecil dan lemah, bahu tampak kecil, leher dan
anggota badan kurus dan panjang. Pelanggan tipe leptosome umumnya bersifat
sombong, merasa intelek dan merasa idealis. Dalam menghadapi pelanggan tipe
leptosome, seorang penjual hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1.
Menghormati pelanggan seperti layaknya seorang raja yang harus selalu dilayani.
2.
Bersikap sabar, perhatian, penuh hormat, bijaksana, dan menurut perintahnya.
3.
Menghindari perkataan atau teguran yang dapat menyinggung perasaan pelanggan.
c.
Konsumen tipe atletis
Bentuk tubuh
pelanggan tipe atletis, diantaranya badan kokoh, pundak tampak lebar, pinggul
berisi, anggota badannya cukup panjang, berotot kekar, dan muka bulat lonjong.
Pelanggan tipe atletis ini umumnya mempunyai karakter seperti banyak gerak,
berpenampilan tenang, jarang humor, dan tidak percaya pada orang lain.
Dalam
menghadapi pelanggan tipe atletis, penjual hendaknya memperhatikan hal-hal
berikut :
1.
Menghindari perdebatan yang tidak bermanfaat.
2.
Memberikan kesan seolah-seolah pelanggan adalah orang yang baik dan cerdas.
3.
Menghindari sikap terburu-buru, tetapi harus sabar dalam melayani mereka.
TIPE-TIPE
KONSUMEN MENURUT JOHNSTONE
Pengaruh
kepribadian terhadap tipe konsumen berdasarkan hasil penelitian johnstone
mengkategorikan pembeli sebagai pembeli pria, pembeli wanita, pembeli remaja,
lanjut pembeli lanjut usia, pembeli pendiam, pembeli suka berbicara,
pembeli terdiri dari group, pembeli penggugup, pembeli ragu-ragu, pembeli
pembantah, pembeli pendatang, pembeli sadar, pembeli curiga, dan pembeli
angkuh.
a.
Pembeli Pria
Ciri-cirinya
:
·
Mudah terpengaruh oleh bujukan penjual.
·
Sering tertipu karena tidak sabaran untuk memilih dulu sebelum membeli.
·
Punya perasaan kurang enak jika memasuki toko tanpa membeli sesuatu.
·
Kurang begitu berminat untuk berbelanja sehingga sering terburu-buru
mengambil keputusan pembelian.
·
Mudah terpengaruh oleh nasihat yang baik, argumentasi yang objektif.
Cara untuk
menghadapi atau melayani :
·
Dilayani dengan cepat tanpa perlu banyak bicara, kecuali jika ingin
diperlakukan lain.
·
Setiap penjelasan cukup terbatas, hanya pada hal-hal yang ditanyakan.
·
Usahakan agar dapat membeli sesuatu yang dirasakannya cocok, jangan sampai
ia menyesal, sebab ia tidak akan kembali ke toko Anda nantinya.
·
Jangan memperlihatkan barang-barang yang memiliki warna mencolok.
b.
Pembeli Wanita
Ciri-cirinya
:
·
Tidak mudah terbawa arus atau bujukan penjual.
·
Lebih banyak tertarik pada warna dan bentuk, bukan pada kegunaannya, karena
wanita lebih perasaan dari pada pria.
·
Wanita juga lebih banyak tertarik pada gejala mode, terutama pada remaja
putri, dan bahkan belakangan ini remaja putra pun mulai tertarik.
·
Mementingkan status sosial, wanita jauh lebih peka.
·
Menyenangi hal-hal yang romantis dari pada objektif.
·
Mudah meminta pandangan, pendapat, atau pun nasihat dari orang lain.
·
Kurang begitu tertarik pada hal-hal teknis dari barang yang akan dibelinya.
·
Senang berbelanja, sehingga sering kali sukar untuk cepat menentukan barang
mana yang akan dibelinya.
·
Cepat merasakan suasana toko.
Cara
memperlakukan :
·
Wanita senang menyediakan banyak waktu untuk berbelanja sehingga mereka
akan merasakan kesenangan tersendiri jika dapat memilih dari persediaan barang
yang banyak.
·
Wanita lebih peka akan suasana toko, maka untuk melayaninya pun diperlukan
kesabaran yang tinggi, penuh perhatian, tidak cepat tersinggung, dan
sebagainya.
·
Sangat tertarik jika ada penjualan-penjualan khusus, misanya obral,
sehingga dapat membeli dengan semurah mungkin.
·
Wanita memiliki peranan dalam mengatur uang belanja, maka factor harga
seringkali memainkan peranan yang amat penting, apalagi wanita lebih berbakat
hemat dibandingkan pria.
c.
Pembeli Remaja
Ciri-cirinya
:
·
Remaja amat mudah terpengaruh oleh bujukan penjual.
·
Mudah terbujuk dan terpengaruh oleh iklan.
·
Tidak berpikir hemat.
·
Kurang realistis dan impulsive.
·
Menyukai hal-hal romantic.
·
Menyukai dengan warna yang terang.
·
Menyukai hal-hal yang lucu dan manis.
·
Mengikuti trend dan fashion masa kini.
Cara
memperlakukannya:
·
Remaja senang diperlakukan dengan ramah dan sopan.
·
Menghadapi tipe remaja dianjurkan kesabaran yang ekstra karena tipe
ini sering kali berubah-ubah perasaannya dan keinginannya.
·
Senyuman yang manis adalah cara terbaik menghadapi tipe ini.
d.
Pembeli Lanjut usia
Ciri-cirinya
:
·
Umumnya kelompok ini memiliki pola berpikir yang sesuai dengan pengalaman
hidupnya. Seringkali menampakkan tingkah laku seolah-olah mereka adalah
terpandai, penjual sering dianggap anak kecil yang tidak mengetahui apa pun.
·
Tidak bisa mengikuti perputaran jaman, sehingga sering kali menanyakan
barang-barang yang sudah tidak diproduksi lagi.
·
Tidak terburu-buru dalam membeli barang, bahkan senang berbincang dulu
dengan penjual.
·
Kehidupan sekarang dirasakannya amat tidak menyenangkan.
·
Bersikap tenang dan ramah, terutama kaum wanitanya cenderung menunjukkan
rasa keibuannya kepada yang lebih muda.
Cara yang
terbaik untuk melayaninya :
·
Harus banyak menyisihkan waktu untuk melayaninya, penuh pengertian dan
kesabaran disesuaikan dengan kecepatan gerak pelanggan.
·
Dengarkan nasihat-nasihat mereka dengan baik, dan jangan secara langsung
mencoba berdiskusi tentang zaman gemilang yang telah lampau.
·
Bila harus menasihatinya, janganlah berbuat seolah-olah nasihat tersebut
datangnya dari orang yang lebih muda, tetapi coba usahakan kesan bahwa nasihat
tersebut datang dari orang yang sebaya dengannya.
·
Dapat juga meminta tolong kepada penjual yang agak lanjut usia sebab
pelanggan biasanya akan lebih percaya.
e.
Pembeli Pendiam
Ini merupakan
tipe pelanggan yang paling sulit dihadapi sebab penjual tidak punya pegangan
untuk dapat mulai mencoba mengadakan percakapan. Cara terbaik untuk
menghadapinya:
·
Pembeli yang pendiam akan merasa tentram jika dihadapi dengan sikap ramah,
hormat dan penuh perhatian. Pembeli pendiam biasanya cenderung untuk cepat
membeli.
·
Jika pembeli tampaknya sedang memikirkan sesuatu, sebaiknya jangan diajak
bicara, sebab dapat mengacaukan pikirannya.
·
Harus dicoba menarik perhatian pembeli yang kurang dapat memusatkan
perhatiannya, misalnya dengan cara menggerakkan tangan atau dengan berbicara
yang menarik.
·
Jika dijumpai pembeli yang mengalami hambatan dalam kemampuan berbicara,
jangan sekali-kali hal ini diperhatikan.
Yang masih
harus diperhatiakan :
·
Hampir setiap orang senang mendengarkan suaranya sendiri, pada dasarnya
manusia senang berbicara, begitu juga dengan pembeli pendiam. Mereka akan
sangat berterimakasih jika diajak ikut berbicara, misalnya dengan cara
mengajukan pertanyaan yang dapat menarik perhatian mereka.
·
Pertanyaan-pertanyaan isi hati mereka ini umumnya dapat dipercaya dan
mempunyai nilai tinggi. Hal ini dapat dilihat pada pancaran air mukanya.
f.
Pembeli yang suka berbicara
Ada orang
yang mengetahui bagaimana cara yang baik untuk dapat memulai percakapan, tetapi
tidak mengetahui bagaiana cara menghentikannya. Ciri seorang pembeli
yang suka bicara ini amat mudah diketahui :
“Ia masuk
ketoko sambil berbicara ini amat mudah diketahui bahkan seringkali tentang 1001
macam masalah tanpa menyinggung tujuannya memasuki toko sehingga seringkali
objek pembicaraan menjadi ngawur tanpa batas.”
Jika
menghadapi situasi yang demikian, penjual secara bijaksana harus dapat
mengalihkan perhatian pembeli kepada barang yang dibutuhkannya. Seandainya
pembeli terus berbicara tanpa henti, pada saat-saat percakapan tersebut
mendadak berhenti, penjual harus dapat segera mengalihkan pembicaraan kepada
barang apa yang akan dibelinya.
Hal ini akan
memberikan kesan bahwa ia telah mendapat penuh perhatian sehingga pembeli
merasa senang dan memang hal tersebut yang dibutuhkannya. Pembeli memang butuh
menjadi pusat perhatian.
g.
Pembeli terdiri dari group
Ciri-ciri
dari pembeli terdiri dari group adalah pembeli tersebut ingin mendapat harga
murah dari suatu barang yang dibeli ataupun mendapat diskon dan kurang percaya
diri dengan apa yang akan dia beli.
Cara
menghadapinya:
·
Penjual secara tegas harus memgatakan jujur kepada pembeli barang yang dia
beli itu pantas atau tidak buat pembeli tersebut.
·
Penjual harus pandai-pandai menentukan harga untuk suatu barang agar
penjual tidak merasa rugi.
·
Penjual harus hati-hati karena pembeli terdiri dari group biasanya walaupun
sudah mendapat diskon pembeli akan menawar harga produk jadi penjual harus
punya pendirian yang teguh.
·
Penjual harus selalu tersenyum dan menyapa pembeli agar pembeli tertarik
pada barang yang dia ingginkan.
h.
Pembeli yang gugup
Dalam
menghadapi pembeli yang gugup usahakanlah penampilan setenang mungkin. Jangan
sampai ada tingkah laku anda yang mengesankan keragu-raguan karena hal ini akan
membuat pembeli semakin terburu-buru dan semakin gugup. Jika kondisi ruangan
memungkinkan, sebagai langkah pertama adalah menyilakan duduk. Hal ini akan
sangat dirasakan oleh pembeli sebagai suatu pertolongan. Jangan sekali-sekali
mencoba menjual barang melebihi apa yang ditanya, sebab dapat membawa efek yang
sebaliknya. Dan yang penting anda harus memustkan perhatian pembeli hanya
kepada hal yang ditujunya.
Yang perlu
diperhatikan jangan menunjukkan kesan “tahu” bahwa pembeli adalah penggugup.
Hal ini dapat membuat sakit hati maupun rasa tersinggung, dan ketegangan
demikian dapat menyulitkan pembeli.
i.
Pembeli yang ragu-ragu
Sering kali
orang merasa kesulitan untuk memutuskan sesuatu. Jika kesulitan demikian sudah
menjadi suatu kebiasaan, maka orang akan merasa hidup dalam dunia yang
senantiasa ragu-ragu, dan dalam kondisi yang demikian “harus ada orang lain
yang mencoba memutuskannya”.
Hal ini tentu
saja menjadi tugas pelayan toko. Keraguan tersebut biasanya disebabkan oleh:
·
Pendidikan yang salah sejak kecil seseorang tidak pernah dilatih untuk
mencoba memutuskan sesuatu dan bertanggung jawab dengan segala resiko dari
segala keputusan yang telah diambilnya, maka otomatis orang tersebut menjadi
peragu serta senantiasa takut memutuskan sesuatu.
·
Kondisi keuangan yang kurang memungkinkan secara cepat memutuskan sesuatu sehingga
pembeli harus berfikir dua kali.
·
Barang yang akan dibeli adalah untuk orang lain, dan pembeli harus lebih
berhati-hati agar tidak salah membeli.
Cara yang
terbaik untuk memperlakukan pelanggan yang ragu – ragu adalah:
·
Landasan utama bagi setiap penjual adalah kepercayaan, terutama terhadap
pelanggan yang ragu-ragu, penjual harus dapat merebut kepercayaan itu. Bukankah
pembeli itu harus dapat nasihat dan pertolongan? Pembeli akan mengikuti nasihat
jika mereka telah mempercayainya terlebih dahulu. Untuk hal tersebut dapat
diusahakan untuk mencoba menawarkan barang-barang yang terbaik (tetapi tidak
terlalu mahal)
·
Pembeli harus merasa senang. Oleh karena itu, anda harus dapat bersikap
tenang, percaya pada diri sendiri, ditambah penampilan bahwa anda memiliki
keahlian tertentu sehingga sanggup menceritakan tentang segala jenis barang
sampai kepada hal-hal sekecil-kecilnya, sehingga langganan akan merasa semakin
tertarik.
·
Pembeli jangan terlalu banyak diberi pilihan. Jika pilihan pertama terasa
kurang menarik, segeralah barang tersebut disingkirkan, dan mulailah menawarkan
barang lain dengan pilihan kedua.
·
Coba mengikuti selera pembeli. Jangan memaksakan pendapat.
·
Harus diusahakan agar pembeli mau bicara. Oleh Karena itu usahakanlah untuk
memperoleh komentar dari pembeli barang-barang yang telah ditunjukkan.
·
Jika ada pembeli telah memperoleh barang menurut seleranya, harus ada usaha
untuk barang meyakinannya agar ia mau membeli barang tersebut, tetapi hati–hati
jangan sampai menampakkan kesan memaksa. Usahakanlah seolah-olah pembeli telah
memutuskan sesuatu atas kemauannya sendiri.
·
Keragu-raguan pembeli yang harus membeli barang untuk orang lain dapat
dipecahkan dengan cara memberikan jaminan : seandainya barang dapat ditukar
atau dikembalikan.
·
Untuk masalah kesulitan harga, secara halus dan bijaksana dapat ditawarkan
cara lain yang dapat memudahkan pembayarannya. Akan tetapi disini harus lebih
berhati-hati, terutama kalau pembeli tidak memintanya sebab khawatir kalau
pembeli merasa tersinggung.
j.
Pembeli Pembantah
Dalam praktek
kita sehari-hari sering harus berhadapan dengan orang yang senantiasanya
membantah segala sesuatu yang diungkapkan oleh orang lain. Biasanya tipe orang
yang demikian jika memasuki toko suka membuat gaduh suasana, menganggu
pelayanan dan sebagainya.
Orang
demikian beranggapan bahwa dirinya adalah yang paling pandani, senantiasa segan
mendengarkan argument orang lain tentang suatu jenis barang. Disini sebaiknya
dijaga agar tidak terjadi diskusi yang berlarut-larut.
Cara terbaik
untuk memperlakukan pembeli pembantah adalah:
·
Jangan memperlihatkan reaksi bahwa pembeli adalah pihak yang salah. Jika
demikian dikhawatirkan akan timbul diskusi yang berkepanjangan, perdebatan
besar dan akhirnya akan kehilangan pembeli.
·
Perlihatkan sikap tenang, tidak gugup dan jangan marah.
·
Batasilah percakapan hanya pada barang yang akan dibelinya, dan janganlah
sampai menyimpang dari pokok pembicaraan.
·
Kemukakan argument walaupun senantiasa dibantah sebab lama-kelamaan pembeli
pun dapat bersikap baik jika bertahan tadi dijawab dengan baik, fasih dan
tenang.
·
Kadang kala perlu sekali-kali mengulangi beberapa argument yang dianggap
penting.
·
Jangan sampai anda terpancing untuk berbicara ngawur.
·
Bila harus membantah juga, kemukakanlah hal tersebut dengan cara yang
bijaksana. Mungkin anda harus mengiyakan terlebih dahulu, seperti : “Ya, dari
sudut pandangan anda hal tersebut memang dapat dibenarkan, tetapi mungkin dari
sudut pandang yang lain bisa saja anda terasa kurang relevan”.
·
Jika dapat mengikuti percakapan dengan sunguh-sungguh, akan dapat lebih
mudah lagi untuk mendapat lubang kelemahan dari argumetasi-argumentasi yang
dilontarkan, dan anda dapat menguasai percakapannya tersebut tanpa disadarinya.
Tentunya
langganan ini akan merasa senang atas perhatian yang diterimanya, dan secara
langsung biasanya langganan tersebut berubah sikap menjadi lebih lunak.
k.
Pembeli Pendatang
Kadang-kadang
akan dijumpai kesulitan juga jika menghadapi pembeli yang datang dari daerah
pedesaan. Untuk menghadapi pembeli demikian perlu sekali disediakan waktu agar
mereka dapat berbelanja dengan tenang, sesuai dengan alam pedesaan yang mereka
nikmati sehari-harinya. Juga mereka sangat mengharapkan perhatian penuh dari
pelayan-pelayan toko.
l.
Pembeli yang sadar.
Pembeli yang
sadar adalah pembeli yang yakin terhadap dirinya sendiri dan sudah mengetahui
sebelumnya apa yang akan dibelinya. Biasanya dengan penuh keyakinan mereka
melangkah memasuki toko, lalu menyatakan keperluannya dengan ringkas dan jelas
serta tidak akan banyak membuang waktu dalam menentukan barang apa saja yang
akan dibelinya.
Cara terbaik
untuk memperlakukan pembeli yang sadar adalah:
·
Pembeli ini sudah biasa menentukan pilihannya sebelum ia masuk kesebuah toko,
dan orang semacam ini biasanya sulit untuk dipengaruhi. Ia dapat segera
dilayani sebagaimana biasa dan selesai. Akan tetapi, seandainya terpaksa harus
menasihatinya, maka segala sesuatunya harus dikatakan dengan ringkas, tegas,
dan jelas, serta penuh dengan penghormatan dan bijaksana.
·
Adakalanya orang yang demikian ini tidak menampakan diri dalam
penampilannya. Biasanya mereka bergerak agak lamban, tetapi tegas dalam
berbicara, menampakan kesan kalem, tenang dan selalu penuh perhatian.
m.
Pembeli yang curiga
Pembeli yang curiga adalah pembeli yang selalu mencari kesalahan
pada barang-barang yang akan dibelinya atau kesalahan-kesalahan dari
penjelasan-penjelasan yang dikemukakan oleh pelayan toko. Mereka umumnya adalah
orang yang tidak tenang dan selalu merasa curiga akan diperas atau ditipu.
Adapun
penyebab kecurigaan itu adalah:
·
Pernah mengalami salah beli pada waktu yang lampau.
·
Memang mempunyai karakter yang selalu merasa curiga terhadap apa yang
dijumpainya. Menghadapi pembeli yang demikian memang cukup sulit, apabila jika
“ sifat curiga” tersebut merupakan karakternya. Jika anda sendiri yang menjadi
focus kecurigannya, cobalah anda meminta maaf serta mengakui kesalahan sehingga
tidak terjadi kesalah pahaman, dan kecurigaan tapi dapatlah berkurang atau
malah hilang sama sekali. Jika memang bukan anda yang menjadi focus kecurigaan,
usahakanlah menunjukkan bahwa kecurigaan tersebut tidak beralasan. Ternyata
anda harus menjelaskannya dengan tepat dan benar.
Cara yang
dapat dilakukan untuk menghadapi pembeli tipe ini agar mau melakukan pembelian
adalah :
·
Usahakanlah untuk memberikan “jaminan yang baik serta kesempatan untuk
dapat menukarkan kembali jika terjadi kekeliruan pembelian. Hal ini harus
ditekankan betul-betul.
·
Jangan menimbulkan kesan bahwa penjual lebih unggul, bersikap ragu-ragu,
bimbang, serta hal tersebut dapat membangun rasa curiga.
·
Berikanlah kesempatan kepada pembeli untuk secara teliti memeriksa barang
yang akan dibelinya. Bila perlu dapat didemonstrasikannya terlebih dahulu
sehingga pembeli percaya akan kualitasnya.
·
Bersikap tenang, tidak terpancing diskusi, serta mau memberikan argument
yang baik.
n.
Pembeli yang angkuh
Sewaktu-waktu akan ditemui pembeli yang akan merasa menjadi pusat perhatian.
Hal ini diperlihatkan dalam tingkah lakunya seperti kesenangan membual, dan
mereka tidak memiliki sikap lain kecuali keangkuhan. Biasanya sikap seperti ini
timbul sebagai kompensasi dari adanya “ rasa rendah diri” yang parah sehingga
mereka senantiasa berusaha memberikan kesan tertentu terhadap lingkungannya.
Menghadapi pembeli yang demikian memang sulit. Mereka umumnya mudah dikenali,
sebab apa yang mereka lakukan biasanya secara berlebihan, congkak, mencoba
memaksa untuk mejatuhkan harga barang dan untuk mendorong diri mereka sendiri.
Pada umumnya mereka ingin menggagalkan terjadinya penjualan dengan mengemukakan
alasan-alasan yang “picik”.
Cara terbaik
untuk memperlakukan langganan angkuh adalah :
·
Jangan merasa tertekan oleh sikapnya.
·
Bersikaplah ramah tamah dan hormat.
·
Tetap sabar, dengan segala sikapnya tersebut jangan terlalu anda tanggapi
dengan serius. Anda dapat menganggapinya sebagai humor dan hiburan segar,
dengan cara demikian segala kejengkelan yang ada dapat hilang.
·
Usahakan kesan bahwa pembeli memang orang yang bermartabat tinggi.
Apahubunganpelanggandanpelayanansecarasingkat
ReplyDeletepulsa saya terpotong tapi diamond saya tidak masuk
ReplyDeleteSaldo saya di slot disitus wayang88 tbtb hilang, id : anakzeuss
ReplyDelete