MAKALAH
ANGGARAN DASAR
BAB 1 PENDAHULUAN
A.
Pengertian Anggaran
Anggaran
merupakan suatu rencana yang disusun secara sistematis dalam bentuk angka dan
dinyatakan dalam unit moneter yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan untuk
jangka waktu ( periode) tertentu di masa yang akan datang. Oleh karena rencana
yang disusun dinyatakan dalam bentuk unit moneter, maka anggaran seringkali
disebut juga dengan rencana keuangan. Dalam anggaran, satuan kegiatan dan
satuan uang menempati posisi penting dalam arti segala kegiatan akan dikuantifikasikan
dalam satuan uang, sehingga dapat diukur pencapaian efisiensi dan efektivitas
dari kegiatan yang dilakukan.
Penganggaran merupakan komitmen resmi manajemen yang terkait dengan harapan manajemen tentang pendapatan, biaya dan beragam transaksi keuangan dalam jangka waktu tertentu di masa yang akan datang.
Penganggaran merupakan komitmen resmi manajemen yang terkait dengan harapan manajemen tentang pendapatan, biaya dan beragam transaksi keuangan dalam jangka waktu tertentu di masa yang akan datang.
B.
Definisi Anggaran
Glenn A Welsch
mendefenisikan anggaran sebagai berikut:
"Profit planning
and control may be broadly as de fined as sistematic and formalized approach
for accomplishing the planning, coordinating and control responsibility of
management".
Dari pengertian di atas, anggaran dikaitkan dengan fungsi-fungsi
dasar manajemen yang meliputi fungsi
perencanaan, koordinasi dan pengawasan. Jadi bila anggaran dihubungkan fungsi
dasar manajemen maka anggaran meliputi fungsi perencanaan, mengarahkan,
mengorganisasi dan mengawasi setiap satuan dan bidang-bidang organisasional
didalam badan usaha.
Menurut Gomes (1995, p.87-88), anggaran merupakan dokumen yang berusaha untuk mendamaikan prioritas-prioritas program dengan sumber-sumber pendapatan yang diproyeksikan. Anggaran menggabungkan suatu pengumuman dari aktivitas organisasi atau tujuan untuk suatu jangka waktu yang ditentukan dengan informasi mengenai dana yang dibutuhkan untuk aktivitas tersebut atau untuk mencapai tujuan tersebut.
Menurut Mulyadi (2001, p.488), anggaran merupakan suatu rencana kerja yang dinyatakan secara kuantitatif yang diukur dalam satuan moneter standar dan satuan ukuran yang lain yang menvakup jangka waktu satu tahun.
Menurut Supriyono (1990, p.15), penganggaran merupakan perencanaan keuangan perusahaan yang dipakai sebagai dasar pengendalian (pengawasan) keuangan perusahaan untuk periode yang akan datang.
Anggaran merupakan suatu rencana jangka pendek yang disusun berdasarkan rencana kegiatan jangka panjang yang telah ditetapkan dalam proses penyusunan program. Dimana anggaran disusun oleh manajemen untuk jangka waktu satu tahun, yang nantinya akan membawa perusahaan kepada kondisi tertentu yang diinginkan dengan sumber daya yang ditentukan.
Menurut Gomes (1995, p.87-88), anggaran merupakan dokumen yang berusaha untuk mendamaikan prioritas-prioritas program dengan sumber-sumber pendapatan yang diproyeksikan. Anggaran menggabungkan suatu pengumuman dari aktivitas organisasi atau tujuan untuk suatu jangka waktu yang ditentukan dengan informasi mengenai dana yang dibutuhkan untuk aktivitas tersebut atau untuk mencapai tujuan tersebut.
Menurut Mulyadi (2001, p.488), anggaran merupakan suatu rencana kerja yang dinyatakan secara kuantitatif yang diukur dalam satuan moneter standar dan satuan ukuran yang lain yang menvakup jangka waktu satu tahun.
Menurut Supriyono (1990, p.15), penganggaran merupakan perencanaan keuangan perusahaan yang dipakai sebagai dasar pengendalian (pengawasan) keuangan perusahaan untuk periode yang akan datang.
Anggaran merupakan suatu rencana jangka pendek yang disusun berdasarkan rencana kegiatan jangka panjang yang telah ditetapkan dalam proses penyusunan program. Dimana anggaran disusun oleh manajemen untuk jangka waktu satu tahun, yang nantinya akan membawa perusahaan kepada kondisi tertentu yang diinginkan dengan sumber daya yang ditentukan.
C.
Manfaat Anggaran
Dengan
penyusunan anggaran usaha-usaha perusahaan akan lebih banyak berhasil apabila
ditunjang oleh kebijaksanaan-kebijaksanaan yang terarah dan dibantu oleh
perencanaan-perencanaan yang matang. Perusahaan yang berkecenderungan memandang
ke depan, akan selalu memikirkan apa yang mungkin dilakukannya pada masa yang
akan dating. Sehingga dalam pelaksanaannya, perusahaan-perusahaan ini tinggal
berpegangan pada semua rencana yang telah disusun sebelumnya. Di mana,
bagaimana, mengapa, kapan, adalah pertanyaan-pertanyaan yang selalu mereka
kembangkan dalam kegiatan sehari-hari. Apabila pada suatu kesempatan hal ini
ditanyakan kepada seorang General Manager yang sukses, maka sering didapatkan
jawaban bahwa ide-ide untuk kegiatan pada waktu mendatang pada umumnya
didasarkan pada jawaban atas pertanyaan-pertanyaan diatas. Dalam
perusahaan-perusahaan manufatktur ( pabrik) kegiatan akan dilakukan dengan
lebih efisien dan tingkat keuntungan akan lebih besar apabila management
memperhatikan rencana untuk aktivitas-aktivitasnya di masa depan. Karena itu
Heckerts dan Wilson mengatakan bahwa manfaat utama daripada business budgeting
adalah dapat ditentukannya kegiatan-kegiatan yang paling profitable yang akan
dilakukan.
Sedangkan manfaat lain adalah membantu manajer dalam mengelola perusahaan. Manajer harus mengambil keputusan-keputusan yang paling menguntungkan perusahaan, seperti memilih barang-barang atau jasa yang akan diproduksi dan dijual, memilih/menseleksi langganan, menentukan tingkat harga, metode-metode produksi, metode-metode distribusi, termin penjualan.
Budgeting mempunyai manfaat yang pada dasarnya sama, yakni dalam hal perencanaan, koordinasi, dan pengawasan.
Sedangkan manfaat lain adalah membantu manajer dalam mengelola perusahaan. Manajer harus mengambil keputusan-keputusan yang paling menguntungkan perusahaan, seperti memilih barang-barang atau jasa yang akan diproduksi dan dijual, memilih/menseleksi langganan, menentukan tingkat harga, metode-metode produksi, metode-metode distribusi, termin penjualan.
Budgeting mempunyai manfaat yang pada dasarnya sama, yakni dalam hal perencanaan, koordinasi, dan pengawasan.
Dalam bidang
perencanaan
·
Mendasarkan
kegiatan-kegiatan pada penyelidikan-penyelidikan studi dan
penelitian-penelitian. Budget bermanfaat untuk membantu manajer meneliti,
mempelari masalah-masalah yang berhubungan dengan kegiatan yang akan dilakukan.
Dengan kata lain, sebelum merencanakan kegiatan, manajer mengadakan penelitian
dan pengamatan-pengamatan terlebih dahulu. Kebiasaan membuat rencana-rencana
akan menguntungkan semua kegiatan. Terutama kegiatan-kegiatan yang berhubungan
dengan kebutuhan financial, tingkat persediaan, fasilitas-fasilitas produksi,
pembelian, pengiklanan, penjualan , sales promotion, pengembangan produk,
expansi dan lain-lain.
·
Mengerahkan seluruh
tenaga dalam perusahaan dalam menentukan arah/kegiatan yang paling
menguntungkan. Budget yang disusun untuk waktu panjang, akan sangat membantu
dalam mengerahkan secara tepat tenaga-tenaga kepala bagian, salesman, kepala
cabang dan semua tenaga operasional.
·
Untuk membantu atau
menunjang kebijaksanaan-kebijaksanaan perusahaan
·
Menentukan
tujuan-tujuan perusahaan. Manajemen yang dapat menentukan tujuannya secara
jelas dan logis ( dapat dilaksanakan) adalah manajemen yang akan berhasil.
Penentuan tujuan ini dibatasi oleh beberapa faktor. Budget dapat membantu
manajemen dalam memilih : mana tujuan yang dapat dilaksanakan dan mana yang
tidak.
·
Membantu menstabilkan
kesempatan kerja yang tersedia. Seorang majikan yang baik tidak akan pernah
mengabaikan atau tidak mempedulikan kesejahteraan pegawainya. Perencanaan
kebutuhan tenaga kerja yang baik akan mengakibatkan dapat dihindarkannya
kelebihan dan kekurangan tenaga kerja. Tanpa rencana tentang kebutuhan tenaga
kerja, mengakibatkan terpaksa diberhentikannya sebagian buruh yang berlebihan.
Bila terus menerus berlangsung hal ini akan mengakinatkan tidak stabilnya
tingkat employment
·
Mengakibatkan
pemakaian alat-alat fisik secara lebih efektif. Dengan disusunnya perencanaan
yang terperinci, dapat dihindarkan biaya-biaya yang timbul karena kapasitas
yang berlebihan. Pemakaian alat-alat fisik yang efektif dan ekonomis akan
membantu/menyokong tujuan akhir perusahaan yaitu keuntungan yang maksimum.
Dalam bidang
koordinasi
·
Membantu
mengkoordinasikan faktor manusia dengan perusahaan. Dalam beberapa situasi
mungkin faktor hubungan manusia dengan perusahaan ini adalah yang terpenting.
Seringkali terjadi kasus di mana manajer tidak tahu apa yang akan dilakukannya
di tahun-tahun mendatang. Akibatnya kadang-kadang manajer frustasi dan merasa
makin lama semakin tidak mampu mengatasinya. Penyusunan rencana yang terperinci
(beruapa budget) membantu manajer mengatasi masalah itu, sehingga ia kembali
merasa adanya hubungan antara kemampuannya dengan perusahaan yang dipimpinnya.
·
Menghubungkan
aktivitas perusahaan dengan trend dalam dunia usaha. Dalam
penelitian-penelitian yang telah dilakukan tampak bahwa trend keuntungan yang
didapat oleh perusahaan tergantung juga kepada keadaan dunia usaha pada
umumnya. Karena itu dengan disusunnya budget, dapat dinilai apakah rencana ter
sebut sesuai denagn keadaan dunia usaha yang akan dihadapi.
·
Menempatkan
penggunaan modal pada saluran-saluran yang menguntungkan, dalam arti seimbang
dengan program-program perusahaan. Sebelum membelanjakan uangnya, perusahaan
harus mempelajari terlebih dahulu saluran-saluran mana yang paling
menguntungkan atau yang paling sesuai dengan program perusahaan. Sebagian dana
digunakan untuk peralatan dan persediaan barang, sedangkan bagian yang lain
dipergunakan untuk promosi dan biaya penjualan lain. Kedua bagian tersebut
harus seimbang . Tanpa perencanaan yang baik mungkin saja terjadi persediaan
barang terlalu jauh di atas kemampuan penjualan atau produksi.
·
Untuk mengetahui
kelemahan-kelemahan dalam organisasi. Setelah rencana yang baik disusun dan
kemudian dijalankan. Kelemahan-kelemahan dapat dilihat untuk kemudian
diperbaiki.
Dalam bidang
pengawasan
·
Untuk mengawasi
kegiatan-kegiatan dan pengeluaran-pengeluaran. Tujuan utama dari perencanaan
adalah memilih kegiatan yang paling menguntungkan. Kegiatan tersebut tidak
hanya direncanakan saja, tetapi di dalam peleksanaannya harus diadakan
pengawasan agar betul-betul seperti yang direncanakan. Beberapa kegiatan dan
pengeluaran sangat perlu diawasi. Misalnya : kegiatan promosi penjualan,
kadang-kadang mengeluarkan terlalu banyak biaya tanpa menghasilkan kenaikan
penjualan yang sepadan. Atau kegiatan produksi yang terlalu jauh menyimpang
dari rencana sehingga harga pokok per unit produk demikian tinggi.
·
Untuk pencegahan
secara umum pemborosan-pemborosan, sebetulnya ini adalah tujuan yang paling
umum daripada penyusunan budget. Kontrol terhadap pelaksanaan diharapkan dapat
mengurangi pemborosan-pemborosan.
Dengan
melihat uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa manfaat penyusunan anggaran
adalah :
·
Adanya perencanaan
terpadu. Anggaran perusahaan dapat digunakan sebagi alat untuk merumuskan
rencana perusahaan dan untuk menjalankan pengendalian terhadap berbagai
kegiatan perusahaan secara menyeluruh. Dengan demikian, anggaran merupakan suatu
alat manajemen yang dapat digunakan baik untuk keperluan perencanaan maupun
pengendalian.
·
Sebagai pedoman
pelaksanaan kegiatan perusahaan. Anggaran dapat memberikan pedoman yang berguna
baik bagi manajemen puncak maupun manajemen menengah. Anggaran yang disusun
dengan baik akan membuat bawahan menyadari bahwa manajemen memiliki pemahaman
yang baik tentang operasi perusahaan dan bawahan akan mendapatkan pedoman yang
jelas dalam melaksanakan tugasnya. Disamping itu, penyusunan anggaran
memungkinkan perusahaan untuk mengantisipasi perunahan dalam lingkungan dan
melakukan penyesuaian sehingga kinerja perusahaan dapat lebih baik.
·
Sebagai alat
pengkoordinasian kerja. Penganggaran dapat memperbaiki koordinasi kerja intern
perusahaan. Sistem anggaran memberikan ilustrasi operasi perusahaan secara
keseluruhan. oleh karenanya system anggaran memungkinkan para manajer divisi
untuk melihat hubungan antarbagian (divisi)
·
Sebagai alat
pengawasan kerja. Anggaran memerlukan serangkaian standar prestasi atau target
yang bisa dibandingkan dengan realisasinya sehingga pelaksanaan setiap
aktivitas dapat dinilai kinerjanya. Dalam menentukan standar acuan, diperlukan
pemahaman yang realistis dan analisis yang saksama terhadap kegiatan-kegiatan
yang dilakukan oleh perusahaan. Penentuan standar yang sembarangan tanpa
didasari oleh pengetahuan dapat menimbulkan lebih banyak masalah daripada
manfaat. Hal ini mengingat standar dalam anggaran yang ditetapkan secara
sembarangan tersebut mungkin merupakan target yang mustahil untuk dicapai
karena terlalu tinggi atau terlalu rendah. Standar yang ditetapkan terlalu
tinggi akan menimbulkan frustasi atau ketidakpuasan. sebaliknya penetapan
standar yang terlalu rendah akan menjadikan biaya menjadi tidak terkendalikan,
menurunkan laba dan semangat kerja.
Sebagai alat evaluasi kegiatan perusahaan. Anggaran
yang disusun dengan baik menerapkan standar yang relevan akan memberikan
pedoman bagi perbaikan operasi perusahaan dalam menentukan langkah-langkah yang
harus ditempuh agar pekerjaan bisa diselesaikan dengan cara yang baik, artinya
menggunakan sumber-sumber daya perusahaan yang dianggap paling menguntungkan.
Terhadap penyimpangan yang mungkin terjadi dalam operasionalnya perlu dilakukan
evaluasi yang dapat menjadi masukan berharga bagi penyusunan anggaran
selanjutnya.
D. Tujuan Anggaran
Tujuan
Anggaran
Adapun secara singkat tujuan penyusunan anggaran adalah :
Adapun secara singkat tujuan penyusunan anggaran adalah :
·
Untuk menyatakan
harapan/sasaran perusahaan secara jelas dan formal, sehingga bisa menghindari
kerancuan dan memberikan arah terhadap apa yang hendak dicapai manajemen.
·
Untuk
mengkomunikasikan harapan manajemen kepada pihak-pihak terkait sehingga
anggaran dimengerti, didukung, dan dilaksanakan.
·
Untuk menyediakan
rencana terinci mengenai aktivitas dengan maksud mengurangi ketidakpastian dan memberikan
pengarahan yang jelas bagi individu dan kelompok dalam upaya mencapai
tujuan perusahaan.
·
Untuk
mengkoordinasikan cara/metode yang akan ditempuh dalam rangka memaksimalkan
sumber daya.
Untuk menyediakan alat pengukur dan mengendalikan
kinerja individu dan kelompok, serta menyediakan informasi yang mendasari
perlu-tidaknya tindakan koreksi.
BAB 2 Anggaran
A.
Pentingnya Anggaran
Poin-poin pentingnya Anggaran :
·
Kita
seringsekalimendengar kata anggaranapalagidalamsebuahusaha. Anggaraniniadalahrencanakerja
yang dituangkandalamangka-angkakeuanganbaikjangkapendekmaupunjangkapanjang.
Namun, untuksebuahusahaatauperusahaankecilbiasanyaanggaraninijarangdigunakan,
karenakebanyakanberpendapatbahwaanggaraninihanyadigunakanuntukperusahaanbesar
yang omzetnyamiliaran. Padahal,
usahakecilmaupunusahabesartujuannyatetapsamayaitumencarikeuntungan.
·
Untukitu,
perusahaanbesarmaupunperusahaankecilsebaiknyamembuatsebuahanggaran.
Anggaraninisangatpentinguntukmembuatperencanaandanpengendalian. Selainituanggaranmemilikikegunaan
lain yaituuntuevaluasikerjadanuntukmengarahkanperilakumanajerdankaryawan.
·
Perencanaanyaitumenentukantindakan-tindakanapa
yang harusdilakukanuntukmencapaisasarandantujuansuatuorganisasi
(dalamhaliniadalahmencarikeuntungan). Dalamperencanaan,
perusahaanmenyusunsebuahanggaraninduk (rencanakeuanganuntukseluruhkegiatan)
berdasarkanprediksimasamendatangmengenaitingkataktivitas.
·
Ketikaperusahaantersebuttelahberjalandalamperiodetertentu,
makaperusahaanmelakukanpengendalian. Pengendalianyaitumenilaihasilkerjadanmembandingkandenganrencana
yang telahditetapkan. Dalampengendaliantersebut, makaakanterlihatbahwa
(padaumumnya) tingkataktivitas yang
dianggarkantidaksamadengantingkataktivitassesungguhnyasehinggadapatmenimbulkanpenyimpangan.
Dan untukmemahamipenyimpangantersebut,
makaperusahaanharusmenyusunanggaranfleksibel. Anggaranfleksibeladalahanggaran
yang dibuatberdasarkanbeberapatitikaktivitas,
misalnyaanggaranfleksibeluntukbiaya overhead pabrik, untukdivisipemasaran, dll.
B. Komponen Anggaran
Komponen Anggaran Bahan Baku.
Anggaran bahan mentah terdiri dari 4 komponen :
Anggaran bahan mentah terdiri dari 4 komponen :
1. Anggaran
kebutuhan bahan baku (direct materials used budget).
Anggaran Kebutuhan Bahan Baku adalah perencanaan
kuantitas bahan baku yang dibutuhkan untuk keperluan produksi pada periode
mendatang. Kebutuhan bahan baku diperinci berdasarkan:
a. Jenis bahan baku.
b. Menurut macam barang jadi yang akan dihasilkan.
c. Menurut bagian-bagian dalam pabrik yang mengunakan bahan baku tersebut.
b. Menurut macam barang jadi yang akan dihasilkan.
c. Menurut bagian-bagian dalam pabrik yang mengunakan bahan baku tersebut.
Fungsi Anggaran Kebutuhan Bahan Baku
Ada 2 fungsi penting anggaran bahan baku, yaitu :
- Sebagai dasar untuk menyusun budget pembelian bahan mentah, jumlah satuan bahan mentah yang dibeli ditentukan oleh beberapa banyak satuan bahan mentah yang dibutuhkan oleh berapa banyak satuan bahan mentah dibutuhkan dalam proses produksi.
- Sebagai dasar untuk menyusun anggran biaya bahan mentah besarnya biaya bahan mentah ditentukan oleh berapa banyak satuan bahan mentah tersebut dibutuhkan untuk proses produksi.
- Sebagai Data dan informasi untuk menyusun anggaran kebutuhan bahan mentah
Manfaat Anggaran Kebutuhan Bahan Baku
Anggaran bahan baku mempunyai 3 kegunaan pokok yaitu :
Anggaran bahan baku mempunyai 3 kegunaan pokok yaitu :
a. Sebagai pedoman kerja.
b. Sebagai alat untuk menciptakan koordinasi kerja.
c. Sebagai alat untuk melakukan pengawasan kerja.
b. Sebagai alat untuk menciptakan koordinasi kerja.
c. Sebagai alat untuk melakukan pengawasan kerja.
Data dan Informasi Untuk Menyusun Anggaran Kebutuhan Bahan Baku
Data dan informasi digunakan untuk menyusun anggaran kebutuhan bahan baku adalah:
- Rencana produksi yang tertuang dalam anggaran yang akan diproduksi. Khususnya tentang jumlah dari masing-masing jenis barang yang akan diproduksi dari waktu ke waktu selama periode tertentu.
- Berbagai standar pemakaian bahan baku dari masing-masing bahan baku untuk proses produksi, yang ditetapkan dan berlaku di perusahaan. Standar pemakaian bahan baku diperlukan untuk mengendalikan efisiensi pemakaian bahan baku (controlling).
Ada 2 metode yang menetapkan
standar data dan informasi dalam perusahaan, yaitu:
- Data historis atau data pengalaman diwaktu-waktu yang telah lalu.
Caranya adalah dengan melihat
jumlah unit yang dihasilkan di suatu waktu yang lalu dan kemudian membandingkan
dalam satuan jumlah satuan unit bahan mentah yang habis terpakai untuk waktu
produksi pada bulan tersebut, maka dari hasil itu dapat diketahui penggunaan
bahan mentah rata-rata untuk unit produk.
- Data penelitian khusus. Pada data penelitian khusus dengan mengabaikan data pengalaman di waktu-waktu yang telah lalu. Cara ini misalnya dapat dilakukan dengan :
- Mengukur secara fisik barang jadi yang telah selesai diproduksi, agar dapat diketahui jumlah satuan unit bahan baku yang dipakai untuk menghasilkan produk tersebut. Misalnya PT. Charisma yang bergerak dalam produksi mebel akan menghasilkan meja dan kursi. Maka, hal yang dilakukan adalah mengukur meja dan kursi yang telah selesai diproduksi, hal ini dimaksudkan untuk mengetahui kebutuhan bahan baku berupa kayu yang dipakai.
- Melakukan penelitian dan pengukuran secara laboratories terhadap produk yang dihasilkannya. Hal ini biasanya dipakai pada barang atau produk yang tidak mudah diukur penggunaan bahan baku secara visual, tanpa bantuan alat khusus, Misal obat-obatan, minuman, kosmetik, dll.
Mengadakan
percobaan-percobaan proses produksi secara efisien, sambil diukur pemakaian
bahan mentahnya.
2. Anggaran pembelian
bahan baku (direct materials purchases budget).
Anggaran Pembelian Bahan Baku
adalah Anggaran yang merencanakan secara sistematis dan lebih terperinci
tentang kuantitas pembelian bahan baku guna memenuhi kebutuhan untuk produksi
dari waktu kewaktu selama periode tertentu. Anggaran bahan baku berisi rencana
kuantitas bahan baku yang harus dibeli oleh perusahaan dalam periode waktu
mendatang. Hal ini harus dilakukan dengan hati-hati dalam hal :
- Jumlah pembelian
- Waktu pembelian
Apabila
bahan baku yang dibeli terlalu besar akan mengakibatkan :
-
Bertumpuknya bahan baku di gudang, yang mengakibatkan penurunan kualitas.
- Terlalu lama bahan baku “menunggu” giliran diproses.
- Biaya penyimpanan terlalu besar.
- Terlalu lama bahan baku “menunggu” giliran diproses.
- Biaya penyimpanan terlalu besar.
Apabila jumlah bahan baku yang dibeli terlalu kecil
juga mendatangkan resiko:
-
Terhambatnya kelancaran proses produksi akibat kebiasaan bahan baku.
- Timbulnya biaya tambahan untuk mencari bahan baku pengganti secepatnya.
- Timbulnya biaya tambahan untuk mencari bahan baku pengganti secepatnya.
Fungsi Anggaran Pembelian
Bahan Baku :
Fungsi Anggaran pembelian bahan baku antara lain:
Fungsi Anggaran pembelian bahan baku antara lain:
1.
Sebagian dasar untuk
menyusun anggaran biaya bahan baku, karena besarnya nilai biaya bahan baku
ditentukan oleh harga beli dari bahan baku yang bersangkutan. Sedangkan harga
beli tersebut terdalam anggaran pembelian bahan baku.
2.
Sebagai dasar untuk
menyusun anggaran kas, karena pembelian tunai bahan baku akan mengakibatkan
pengeluaran kas.
3.
Sebagai dasar untuk
menyusun anggaran utang, karena pembelian kredit akan mengakibatkan
bertambahnya utang perusahaan.
Kegunaan anggaran pembelian bahan baku
Ada 3 kegunaan pokok anggaran pembelian bahan baku, yakni:
a. Sebagai pedoman kerja.
b. Sebagai alat manajemen untuk menciptakan koordinasi kerja.
c. Sebagai alat manajemen untuk melakukan evaluasi atau pengawasan kerja.
b. Sebagai alat manajemen untuk menciptakan koordinasi kerja.
c. Sebagai alat manajemen untuk melakukan evaluasi atau pengawasan kerja.
Data Dan Informasi untuk Menyusun Anggaran Pembelian Bahan Baku
Data dan informasi yang diperlukan untuk menyusun anggaran pembelian bahan baku adalah :
1.
Rencana tentang
kebutuhan barang baku untuk menjalankan proses produksi dari waktu ke waktu
yang tertuang dalam anggaran kebutuhan bahan baku, khususnya tentang jenis, dan
jumlah dari barang baku yang dibutuhkan. Misalkan semakin banyak jumlah satuan
yang dibutuhkan, akan semakin banyak pula satuan bahan baku yang dibeli.
Sebaliknya bila semakin sedikit jumlah satuan yang dibutuhkan, akan semakin
sedikit pula satuan bahan baku yang dibeli
2.
Biaya yang harus
ditanggung oleh perusahaan pada setiap kali melakukan pembelian bahan baku (set
up cost). Misalkan setiap kali perusahaan harus menaggung biaya yang besar,
maka akan mendorong perusahaan untuk tidak sering melakukan transaksi
pembelian. Hal ini mengakibatkan setiap kali pembelian maka perusahaan membeli
dalam jumlah yang besar agar tidak menaggung kerugian. Sebaliknya bila setiap kali
perusahaan menanggung biaya yang kecil, maka akan mendorong perusahaan
untuk sering melakukan transaksi pembelian. Hal ini mengakibatkan setiap
kali pembelian maka perusahaan membeli dalam jumlah yang kecil.
3.
Resiko yang
ditanggung oleh perusahaan yang berhubungan dengan penyimpanan bahan baku di
gudang (carrying cost). Misalkan resiko simpanan tersebut besar, maka akan
mendorong perusahaan untuk tidak selalu menyimpan bahan baku di gudang.
Akibatnya pada setiap melakukan pembelian akan dibeli bahan baku dalam jumlah
sedikit. Sebaliknya bila resiko simpanan tersebut kecil, maka akan mendorong
perusahaan untuk selalu menyimpan bahan baku yang banyak di gudang. Akibatnya
pada setiap melakukan pembelian akan dibeli bahan baku dalam jumlah banyak.
4.
Fluktuasi harga beli
bahan baku di waktu-waktu yang akan datang. Misalkan ada kecenderungan bahwa
harga beli bahan baku terus naik, maka akan mendorong perusahaan untuk segera
melakukan pembelian bahan baku dalam jumlah yang banyak selagi harga belum naik
teralu tinggi. Sebaliknya bilamana ada kecenderungan harga beli bahan baku akan
terus turun maka perusahaan akan melakukan pembelian dalam jumlah yang sedikit
demi sedikit.
5.
Tersedia bahan baku
di pasar. Misalkan bahan baku tidak selalu tersedia di pasar pada sepanjang
tahun maka akan mendorong perusahaan untuk segera melakukan pembelian bahan
baku dalam jumlah banyak, selagi masih banyak tersedia di pasar. Begitu pun
dengan sebaliknya.
6.
Tersedianya modal
kerja. Misalkan perusahaan memiliki modal kerja yang cukup, maka akan meberikan
kemungkinan untuk melakukan pembelian bahan baku dalam jumlah banyak.
Sebaliknya bila modal kerja yang tersedia terbatas, maka perusahaan hanya akan
melakukan pembelian bahan baku dalam jumlah yang sedikit.
7.
Kebijakan perusahaan
di bidang persediaan bahan baku (inventory policy). Kebijakan ini pada dasarnya
bahan baku yang dibeli akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan proses produksi
dan untuk cadangan persediaan yang disimpan dalam gudang. Misalkan perusahaan
menetapkan persediaan bahan baku dalam jumlah yang banyak maka akan
mendorong melakukan pembelian dalam jumlah yang banyak pula. Sebaliknya bila
persediaan bahan baku dalam jumlah yang sedikit maka akan mendorong melakukan
pembelian dalam jumlah yang sedikit.
Kebijakan yang mempengaruhi bahan baku adalah :
- Fluktuasi produksi dari waktu ke waktu selama periode yang akan datang yang tertuang dalam budget unit yang akan diproduksi. Untuk menghadapi jumlah produksi yang meningkat, diperlukan persediaan bahan baku dalam produksi yang banyak. Sedangkan bila menghadapi jumlah produksi yang akan menurun, hanya akan diperlukan persediaan bahan baku dalam jumlah yang sedikit.
- Fasilitas penyimpanan yang tersedia. Bila fasilitas penyimpan yang tersedia cukup banyak, maka akan menggunakan penetapan kebijakan persediaan bahan baku dalam jumlah yang banyak pula. Sebaliknya bila fasilitas yang tersedia terbatas maka persediaan bahan baku ditetapkan dalam jumlah yang sedikit.
- Modal kerja yang tersedia. Bila modal kerja yang tersedia cukup banyak, maka akan memungkinkan penetapan persediaan bahan baku dalam jumlah yang banyak pula. Sebaliknya bila modal kerja yang tersedia terbatas, maka persediaan bahan baku ditetapkan dalam jumlah yang sedikit.
- Biaya simpan bahan baku (carrying cost) yaitu biaya-biaya yang harus ditanggung oleh perusahaan karena menyimpan bahan baku, seperti sewa gedung, biaya perawatan barang yang disimpan, biaya modal yang tertanam dalam barang yang disimpan. Misalkan biaya simpan murah. maka akan memungkinkan penetapan kebijakan persediaan bahan baku dalam jumlah yang banyak. Sebaliknya bila biaya simpan mahal, maka persediaan bahan baku ditetapkan dalam jumlah sedikit.
- Resiko simpan bahan baku, yaitu kerugian yang timbul dan harus ditanggung oleh perusahan karena menyimpan bahan baku seperti rusak, kualitas turun,barang ketinggalan jaman, dll.
- Tingkat perputaran bahan baku (inventory turn over) diwaktu-waktu yang lalu. Misalnya: di waktu-waktu yang lalu tingkat perputaran persediaan bahan baku rendah, maka akan mendorong penetapan persediaan bahan baku dalam jumlah yang banyak. Sebaliknya, bilamana tingkat perputaran persediaan bahan baku tinggi, maka akan mendorong penetapan persediaan bahan baku dalam jumlah yang sedikit.
- Lamanya tenggang waktu antara bahan menah dipesan (dibeli) dengan bahan baku tersebut benar-benar telah dikirim dan tiba di gudang perusahaan (lead time). Bila tenggang waktunya lama, maka ditetapkan persediaan bahan baku dalam jumlah yang banyak. Sebaliknya tenggang waktunya singkat, maka akan ditetapkan persediaan bahan baku dalam jumlah sedikit.
Menentukan Jumlah pembelian
Hal yang perlu selalu dipikirkan oleh perusahaan selain besarnya kebutuhan juga besarnya (jumlah) bahan baku setiap kali dilakukan pembelian, yang menimbulkan biaya paling rendah tetapi tidak mengakibatkan kekurangan bahan baku. Ada banyak metode untuk menentukan jumlah pembelian antara lain
- LOL yaitu Lot for Lot. Jumlah pembelian sebesar jumlah kebutuhan bersih
Perhitungan bahan
baku untuk satu periode ditentukan dengan :
Persediaan bahan
akhir
xxxx
kebutuhan bahan baku untuk produksi xxxx (+)
jumlah kebutuhan =xxxx
persediaan awal xxxx (-)
pembelian bahan baku = xxxx
kebutuhan bahan baku untuk produksi xxxx (+)
jumlah kebutuhan =xxxx
persediaan awal xxxx (-)
pembelian bahan baku = xxxx
- EOQ yaitu jumlah pembelian sebesar jumlah yang meminimumkan biaya persediaan.
Pertimbangan Pembelian Bahan Baku
Dalam pembelian bahan baku perlu mempertimbangkan hal-hal berikut:
1.
Jenis bahan baku yang digunakan dalam proses produksi.
2. Jumalah yang harus dibeli.
3. Harga per-satuan bahan baku
2. Jumalah yang harus dibeli.
3. Harga per-satuan bahan baku
3. Anggaran persediaan
bahan baku (cost of direct materials budget).
Anggaran Persediaan Bahan Baku merupakan suatu
perencanaan yang terperinci atas kuantitas bahan baku yang disimpan sebagai
persediaan.
Pada penyusunan anggaran kebutuhan bahan baku dan anggaran pembelian bahan baku, tampak bahwa masalah nilai persediaan awal dan persediaan akhir bahan baku selalu diperhitungkan. Setiap perusahaan dapat mempunyai kebijaksanaan dalam menilai persediaan yang berbeda. Tetapi pada dasarnya kebijaksanaan tentang penilaian persediaan dapat dikelompokkan menjadi:
1. Kebijaksanaan FIFO (First In First Out).
Kebijaksanaan FIFO, bahan baku yang lebih dahulu digunakan untuk produksi adalah bahan baku yang lebih dahulu masuk di gudang, sehingga sering pula diterjemahkan ”pertama masuk pertama keluar”. Dengan kata lain, penilaian bahan baku di gudang nilainya diurutkan menurut urutan waktu pembeliannya.
2. Kebijaksanaan LIFO (Last In First Out).
Kebijaksanaan LIFO adalah harga bahan baku yang masuk ke gudang lebih akhir justru dipakai untuk menentukan nilai bahan baku yang digunakan dalam produksi, meskipun pemakaian fisik tetap diurutkan menurut urutan pemasukannya.
Besarnya bahan baku yang harus tersedia untuk kelancaran proses produksi tergantung :
Pada penyusunan anggaran kebutuhan bahan baku dan anggaran pembelian bahan baku, tampak bahwa masalah nilai persediaan awal dan persediaan akhir bahan baku selalu diperhitungkan. Setiap perusahaan dapat mempunyai kebijaksanaan dalam menilai persediaan yang berbeda. Tetapi pada dasarnya kebijaksanaan tentang penilaian persediaan dapat dikelompokkan menjadi:
1. Kebijaksanaan FIFO (First In First Out).
Kebijaksanaan FIFO, bahan baku yang lebih dahulu digunakan untuk produksi adalah bahan baku yang lebih dahulu masuk di gudang, sehingga sering pula diterjemahkan ”pertama masuk pertama keluar”. Dengan kata lain, penilaian bahan baku di gudang nilainya diurutkan menurut urutan waktu pembeliannya.
2. Kebijaksanaan LIFO (Last In First Out).
Kebijaksanaan LIFO adalah harga bahan baku yang masuk ke gudang lebih akhir justru dipakai untuk menentukan nilai bahan baku yang digunakan dalam produksi, meskipun pemakaian fisik tetap diurutkan menurut urutan pemasukannya.
Besarnya bahan baku yang harus tersedia untuk kelancaran proses produksi tergantung :
1.
Volume produksi
selama satu periode waktu tertentu. ( dapat dilihat pada anggaran biaya
produksi).
2.
Volume bahan baku
minimal , yang disebut safety stock ( persediaan besi).
3.
Besarnya pembelian
yang ekonomis (economical order quantity).
4.
Estimasi tentang naik
turunya harga bahan baku pada waktu mendatang.
5.
Biaya penyimpanan dan
pemeliharaan bahan baku.
6.
Tingkat kecepatan
bahan baku menjadi rusak.
Persediaan Besi (safety stock)
Persediaan Besi (safety stock) adalah persediaan minimal bahan baku yang harus dipertahankan untuk menjamin kelangsungan proses produksi. Persediaan besi ditentukan oleh :
Persediaan Besi (safety stock) adalah persediaan minimal bahan baku yang harus dipertahankan untuk menjamin kelangsungan proses produksi. Persediaan besi ditentukan oleh :
- Kebiasaan leveransir menyerahkan bahan baku yang dipesan apakah selalu tepat waktu atau tidak. Bila leveransir selalu tepat menyerahkan pesanan kita maka resiko kehabisan bahan baku relative kecil, sehingga persediaan besi tidak perlu terlalu besar. Sebaliknya biaya bahan baku yang dipesan, maka resiko kehabisan bahan baku relative besar, sehingga perlu persediaan besi yang cukup besar pula.
- Jumlah bahan baku yang dibeli setiap kali pemesanan. Jumlah bahan baku yang dibeli besar berarti persediaan rata rata di atas safety stock besar pula, sehingga resiko kehabisan bahan baku relative kecil.
- Dapat diperkirakan atau tidak kebutuhan bahan baku secara tepat. Bagi perusahaan yang dapat memperkirakan jumlah kebutuhan bahan baku secara tepat, maka resiko kehabisan bahan baku kecil (karena bahan baku yang dibutuhkan sudah disediakan sepenuhnya).
Perbandingan
antara biaya penyimpanan bahan baku dan biaya extra karena kehabisan bahan
baku. Biaya penyimpanan tampak besar daripada biaya extra akibat kehabisan
bahan baku maka tidak perlu adanya persediaan besi yang terlalu besar.
4. Anggaran biaya bahan
baku yang habis digunakan dalam produksi
Anggaran Biaya Bahan Baku Yang Habis Digunakan
merupakan anggaran yang merencanakan nilai bahan baku yang digunakan dalam
satuan uang. Tidak semua bahan baku yang tersedia akan habis digunakan untuk
produksi. Hal ini disebabkan oleh 2 hal, yakni:
- Perlu adanya persediaan akhir, yang akan menjadi persediaan awal periode berikutnya.
- Perlu adanya persediaan besi (Safety Stock) agar kelangsungan produksi tidak terganggu akibat kehabisan bahan baku.
Bahan baku yang
telah habis digunakan dalam proses produksi harus dihitung nilainya. Rencana
besarnya nilai bahan maentah yang telah habis digunakan dalam proses produksi
dituangkan dalam suatu budget tersendiri yang disebut Budget Biaya Bahan Baku
yang Habis digunakan.
Manfaat Anggaran Biaya Bahan Baku Yang Habis Digunakan
Manfaat disusunnya Budget Biaya Bahan Baku yang Habis digunakan antara lain:
Manfaat Anggaran Biaya Bahan Baku Yang Habis Digunakan
Manfaat disusunnya Budget Biaya Bahan Baku yang Habis digunakan antara lain:
- Untuk keperluan Product Costing, yakni perhitungan harga pokok barang yang dihasilkan perusahaan.
- Untuk keperluan pengawasan penggunaan bahan baku.
0 Response to "MAKALAH ANGGARAN DASAR"
Post a Comment
Silahkan berkomentar dengan Sopan
No SARA
No spam (Link Aktif)
Jika anda ingin mendapatkan file utuhnya silahkan hubungi admin atau request di kolom komentar dengan menyertakan email anda
Insya Allah akan kami balas secepatnya
Terima kasih telah berkunjung jangan lupa di share gan....!!!!!